KOTAK AMAL UNTUK 73 TAHUN HUT DIRGAHAYU INDONESIA



Tulisan Ini hanya sebuah cerita tanpa bermaksut menilai miring (negatif) satu golongan, namun cerita ini bentuk keprihatinanku dan bukan sekedar cerita, cerita dalam tulisan ini berdasarkan fakta yang terjadi di salah satu kota di provinsi jawa timur.

Inilah ceritanya (Kotak Amal Untuk 73 Tahun Hut Dirgahayu Indonesia)

Dikala senja tibah di sebuah gedung kos-kosan lantai dua, di sudut kota “the city of hero” saya memiliki kebiasan sebelum tidur, sambil melepas lelah mendengarkan lagu kegemaranku, tibah-tibah puntu kamar kos saya di ketuk, sambil menyebarkan sapan yang khas “assalammualaikum” saya pun tergegas dan merai pintu kamar kos-kosan sambil membalas “wallaikumsalam”. Setelah membuka pintu betapa terkejutnya, daku melihat sosok ibu tegar mengukan jilbab berdiri depan pintu. Saya pun bertanya bagaimana ibu ada yang bisa saya bantu..? sekali ku bertanya sang ibu langsung menyemburkanku dengan balasan:
Ibu : selamat sore mas, saya dari warga sekitar datang dengan tujuan minta sumbangan untuk membeli perhiasan tujubelasan (tujubelas agustus hari kemerdekaan republik Indonesia).

seribu satu pertanyaan muncul di benaku, meski sumbangan yang diminta tidak seberapa banyak, dan ternyata bukan hanya saya yang diminta sumbangan, melainkan seruh penghuni kos-kosan ditagih dengan tujuan yang sama. Lanjut saya:
Saya : berapa ya..?
Ibu : Rp ($$$$)
Saya : oo iya ini ibu! (menyerahkan sejumlah uang)
Ibu : semoga engkau di berkati Allah yang lebih besar dari yang kau berikan..!

Setelah saya ditagih sang ibu melanjutkan kepada tentangan kos-kosan yang lain, saya tak tinggal diam, saya mulai bertanya pada ibu yang lain, yang juga keluarga dari tetangga kos-kosan:

Saya : Apakah setiap kali perayaan tujubelasan (tujubelas agustus hari kemerdekaan republik Indonesia) diminta sumbangan yang sama dari tahun ketahun..?
Ibu lain: Kurang tahu mas..? (jawab ibu tersimpul malu dan sepertinya ibu ini sudah mengetahui apa masksut pertanyaan saya).

Saya segerah mengahiri pertanyaan itu, saya masih merasa sedikit penasaran dan prihatin dengan perasaan campur aduk serta tidak percaya dengan situasi yang menimpaku itu. (kok bisa ya..? ada kotak amal tujubelasan (tujubelas agustus hari kemerdekaan republik Indonesia)
Hal yang membuat saya kenapa harus saya menulis cerita ini adalah sebuah pertanyaan yang sulit untuk saya jawab secara pribadi mungkin anda bisa membantu saya menjawabnya, sebagaiberikut:
1. Berapa tahun Indonesia merdeka…?
2. Kalau memang 73 thn masa tidak bisa memberi danah hanya untuk satu hari perayaan, di hari “the special moment” ini saja...?
Sedangkan banyak koruptor dengan nilai nominal yang tidak bisa saya sebut terjadi di republik ini. Tangapanya dan penagananya biasa saja bahkan yang membela rela mati demi yang dibela. Apa memang hukum seperti itu di republik ini..? (memperihatinkan)

pos by N wandikmbo

Comments

Popular Posts