Hukum Penipu Pekerja


Terterah kitab bertumbal
terbuka perpajangan ayat-ayat kaku
terdengar lafalan sekedar berwacana
itu saja kami sudah resa dalam jambangan
Terlihat tajam pasal-perpasal
menekan dari awan tak berlangit
kami selalu terurai untuk menurut
kami selalu dipaksa patuh,
molek tidak menentang kekuasaanmu
hingga suara kami mati satu persatu
tubuh kami pun musnah tak berekonomis
kau menjarah tanah-tanah dan hidup kami
merampas kekuasaan leluhur orang tua kami
hanya dengan ayat perpasal dari hukummu
Namun kami berseru
membenarkan kebodohan kami
yang mati dibelunggu monopoi pemodalmu
kami telah berserah dari balik hukum penipuanmu
yang menipu kami para pekerja
yang selalu melahap tanah pijakan kami sendiri
Dari sini...
melihatmu layaknya perdagang manusia
di lorong-lorong malam bertumbal darah kami
Itulah kesumat kawin paksa dari hukummu...
Oh' kami ini rakyat pekerja buruh, bukan masa
kami butuh kesejahteraan, bukan penindasan
tapi hukummu adalah bendera yang dikibarkan
oleh keringat kami di tambang rakyat kami juga
Sungguh “Hukummu Penipu (Kami) Pekerja”
~ Oskar H. --(Senin, 30 April 2018)--
publis in blog by nggolaluok

Puisi tak sempurnah ini, kutuliskan untuk meresponi May Day 2018. Dimana saya sedikit menemukan adanya ketidak-adilan hukum (regulasi sistem pemerintahan Indonesia) yang pro rakyat, khususnya bagi rakyat pekerja buru.

Comments

Popular Posts